Di Dalam Otak Ada Sarang Laba-laba?

Era dimana saya tumbuh dari remaja ke arah dewasa, yaitu saat ini, sedang melejit fenomena bahwa setiap orang layak punya impian dan bahkan harus bermimpi. Mimpi harus diwujudkan dengan tekad yang kuat, niat yang dinyatakan, dan seterusnya dan seterusnya. Namun sangat sedikit yang benar-benar masuk secara tidak tanggung-tanggung ke dalam mimpi yang telah dipilih. Maksud saya, sekalian saja nyebur. Biar kedalaman kolam mimpimu itu mengajarkanmu tentang bagaimana cara berenang. Lanjutkan membaca “Di Dalam Otak Ada Sarang Laba-laba?”

Memilah Jalan untuk Memilih Jalan

Langkah yang semula gontai kini mulai nampak sedikit bergairah. Langkah ini akan dihadapkan pada tantangan besar. Saya sadari itu. Jika tidak dipaksakan perkasa, pasti akan berangsur-angsur tertatih.

Namun baru saat ini saya merasa panik duluan. Ternyata sungai yang tengah diarungi akan bermuara lebih dari satu tempat. Maka ditengah perjalanan mau tidak mau perlu memilih jalan lagi karena banyak cabangnya. Padahal tadi, undian pengambilan keputusan baru saja dilaksanakan. Jadi, mau lewat mana? Lanjutkan membaca “Memilah Jalan untuk Memilih Jalan”

Realita Lelah

Nampaknya, ada yang kelelahan.
Lelah dengan hidup yang makin dekat mati.
Lelah berdialog dengan calon mayat.
Lelah berjumpa dengan hiruk-pikuk yang pasti pudar.
Kelelahan beralasan yang memaksanya sejenak hening
Tapi kefanaan dunia,
menuntunnya menjadi tuli.
Alih-alih menjelma diam,
malahan membunuh keramaian.
Ia terpancing teman yang lebih dulu istirahat.
Sungguh benar, ia kelelahan.

Depok, 8 Maret 2016 | 22.30

Membangun Raga, Membawa Serta Jiwa

Setitik niscaya, itu lebih nyaman bila dipandang sebagai mimpi belaka.

Hanya perlu terpejam diam, kadang diperelok dengkuran.

Tapi, tahukah kawan? Ada yang lebih indah dari sekadar dengkuran malam.

Yakni mengintip nilam dari sela-sela gorden, kelak di pagi hari.

Namun, jangan puas sampai disini. Bangunlah lebih awal agar matamu tak langsung disengat matahari.

Hirup serta wangi embun bersama gema yang berserakan di tengah udara murni.

Nantikan cahaya dari beranda rumah Allah.

Menularkan Kebaikan

Dulu saya malas main ke Facebook karena seperti jadi pendengar curhat yang baik. Terlalu banyak masalah yang dibagi. Padalah saya sendiri juga punya masalah pribadi. Bukannya termotivasi, malah jadi hanyut dalam gosip dan duka lara. Sudah diatur dalam agama bahwa berkeluh kesah, membicarakan orang lain, dan hal lain yang berkaitan dengan itu, sama sekali bukan hal yang dianjurkan. Saya mafhum, semua ada masanya dimana kedewasaan seseorang pasti akan naik tingkat. Sebelum hari ini pun, saya juga mengalami hal yang serupa dengan adik-adik di Facebook, atau sebagian teman di Facebook yang sampai detik ini masih menggunakan media ini sebagai ‘buku tempat menumpahkan privasi’. Lanjutkan membaca “Menularkan Kebaikan”

Hal yang Membuat Kita Mampu Menghadapi Hidup

Dalam sebuah paragraf di sebuah buku yang pernah saya baca, entah buku apa, saya lupa, yang pada intinya menjelaskan tentang kepribadian, dipaparkan seperti ini: kepribadian seseorang sangat ditentukan dari apa yang ia baca dan dari lingkungan tempatnya berada. Segala bentuk tulisan yang dibaca akan mempengaruhi pola pikir, sedangkan lingkungan akan mempengaruhi… Lanjutkan membaca “Hal yang Membuat Kita Mampu Menghadapi Hidup”