Terbang berputar malaikat,
menanti celah waktu yang makin mengikat,
sehingga alam merindukan jasad,
aku akan bertemu DIA.
Kategori: Sajak
Realita Lelah
Nampaknya, ada yang kelelahan.
Lelah dengan hidup yang makin dekat mati.
Lelah berdialog dengan calon mayat.
Lelah berjumpa dengan hiruk-pikuk yang pasti pudar.
Kelelahan beralasan yang memaksanya sejenak hening
Tapi kefanaan dunia,
menuntunnya menjadi tuli.
Alih-alih menjelma diam,
malahan membunuh keramaian.
Ia terpancing teman yang lebih dulu istirahat.
Sungguh benar, ia kelelahan.
Depok, 8 Maret 2016 | 22.30
Sucikan Cinta
Metabolisme tubuhmu boleh jadi penguat rindu, tapi bisa jadi mengotori cinta.
Dekatkan diri pada Sang Pemberi, maka jiwa tak kan segila logika.
Membangun Raga, Membawa Serta Jiwa
Setitik niscaya, itu lebih nyaman bila dipandang sebagai mimpi belaka.
Hanya perlu terpejam diam, kadang diperelok dengkuran.
Tapi, tahukah kawan? Ada yang lebih indah dari sekadar dengkuran malam.
Yakni mengintip nilam dari sela-sela gorden, kelak di pagi hari.
Namun, jangan puas sampai disini. Bangunlah lebih awal agar matamu tak langsung disengat matahari.
Hirup serta wangi embun bersama gema yang berserakan di tengah udara murni.
Nantikan cahaya dari beranda rumah Allah.
Sajak #3
Wajah anggun bulan baru,
tak semestinya di-make up kabut.
Karna purnama dalam awan,
pun tak kan seterang lampu taman.
Sajak #2
Alunan rintik rintih dalam jiwa,
pecah berirama senada rindu.
Sajak #1
Dalam dekap semilir angin, dibawah kendali rohani.
Bersemayam akal yang tak kunjung dapat mengharmoni.
Taman surga selalu didamba,
namun tak juga tercium baunya.