Realita Lelah

Nampaknya, ada yang kelelahan.
Lelah dengan hidup yang makin dekat mati.
Lelah berdialog dengan calon mayat.
Lelah berjumpa dengan hiruk-pikuk yang pasti pudar.
Kelelahan beralasan yang memaksanya sejenak hening
Tapi kefanaan dunia,
menuntunnya menjadi tuli.
Alih-alih menjelma diam,
malahan membunuh keramaian.
Ia terpancing teman yang lebih dulu istirahat.
Sungguh benar, ia kelelahan.

Depok, 8 Maret 2016 | 22.30

Membangun Raga, Membawa Serta Jiwa

Setitik niscaya, itu lebih nyaman bila dipandang sebagai mimpi belaka.

Hanya perlu terpejam diam, kadang diperelok dengkuran.

Tapi, tahukah kawan? Ada yang lebih indah dari sekadar dengkuran malam.

Yakni mengintip nilam dari sela-sela gorden, kelak di pagi hari.

Namun, jangan puas sampai disini. Bangunlah lebih awal agar matamu tak langsung disengat matahari.

Hirup serta wangi embun bersama gema yang berserakan di tengah udara murni.

Nantikan cahaya dari beranda rumah Allah.